Selasa, 27 September 2016

Perbedaan antara MP3 dan FLAC

Apa itu MP3?
MP3 merupakan singkatan dari MPEG-1 Audio Layer 3 atau MPEG-2 Audio Layer 3 dan memiliki ekstensi .mp3. Mp3 merupakan format audio bikinan Moving Picture Expert Group, dimana salah satu developer yang menonjol galam grup itu adalah Fraunhofer Society. Menurut wikipedia, dasar dari kompresi MP3 sudah dikembangkan sejak jauh-jauh hari yaitu sejak tahun 1980-an, namun baru pada tahun 1995 format ini resmi dirilis.
Yang unik dari pengembangan MP3 ini adalah adanya seseorang yang diguyonkan sebagai "The Mother of MP3" yakni Suzanne Vega. Joke ini muncul karena dalam pengembangan dan penyempurnaan MP3, para engineer menggunakan lagu berjudul Tom's Diner yang dinyanyikan oleh Suzanne Vega tersebut. Maka wajarlah kalo akhirnya Mbak Vega ini dijuluki "The Mother of MP3".
Prinsip dari kompresi pada file MP3 adalah dengan menghilangkan frekuensi-frekuensi suara yg tidak dijangkau oleh pendengaran, dengan demikian ukuran file dapat ditekan serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas suara yang diterima oleh kuping kita secara drastis. Hal ini kurang lebih dinamakan psychoacoustic.
Sebagai format audio, popularitas MP3 sudah tidak terbantahkan, 99.99% player multimedia di dunia ini support format yang satu ini. Bahkan ane yakin 99,999% kalo seluruh kaskuser sudah kenal dengan format ini dan punya file MP3 ini di hapenya (yang support music player lho ya ).
Kualitas tertinggi pada file MP3 mempunyai bitrate 320kbps. Secara umum, kualitas dari sebuah file MP3 memang ditentukan oleh besarnya bitrate ini. Semakin besar bitrate, semakin bagus pula kualitas lagu tersebut dan semakin besar pula ukurannya.
Dan salah satu hal penting yang susah dilepaskan berkaitan dengan perkembangan MP3 adalah masalah hak cipta aka copyright. Sampai saat ini, pihak MPEG masih memegang hak paten atas teknologi encoding/decoding MP3 di berbagai negara sehingga penggunaan teknologi MP3 seharusnya lewat lisensi dari MPEG tersebut. Namun pada kenyataannya, sejak encoder dan player untuk format ini mulai muncul ke publik di tahun 1994, semenjak itu pula lah pembajakan terhadap lagu-lagu berkembang pesat. Saking lekatnya dengan pembajakan, stigma yang menempel pada file MP3 saat itu adalah format audio khusus bajakan aka "piracy-only audio" . Dan patut dicatat, keadaan ini masih bertahan sampai sekarang MP3 vs FLAC [You Decide].
Salah satu faktor pendorong utama populernya MP3 di dunia pembajakan tentu saja karena ukurannya yang terbilang kompak sehingga mudah untuk dibagikan secara cuma-cuma melalui internet yang di masa itu bandwidth internetnya ngga seberapa.
Dan salah satu layanan utama yang yang menonjol dalam penyebaran MP3 ilegal tersebut adalah situs Napster, yang pada akhirnya tumbang akibat tuntutan hukum.

Apa itu FLAC?
FLAC adalah singkatan dari Free Lossless Audio Codec dimana filenya berekstensi .flac. Format audio ini pada awalnya dikembangkan oleh Josh Coalson, dimana pada tahun 2003 pengembangannya berpindah ke bawah naungan Xiph.org Foundation. Format ini pertama kali dirilis ke publik pada tahun 2001, dan mencapai stable release pada versi 1.2.1 di tahun 2007.
Satu hal yang umumnya bakal user awam 'kagetkan' dari file FLAC ini adalah ukurannya yg besar. Yap, rata-rata ukuran file FLAC memang gede, tapi bila dibandingkan dengan format lossless audio sendiri terbilang rata-rata. Menurut TS, enaknya FLAC dibandingkan format lossless audio yang lain adalah dukungan metadatanya yang lebih baik, jadi agan-agan bisa menambahkan Nama Artis, Judul, Album, Cover Art dsb pada file FLAC tersebut sebagaimana ID3Tagging pada MP3. TS sendiri merasa ngga sreg kalo memutar musik tanpa ada cover art hahaha
Keuntungan utama dari kompresi FLAC (dan format lossless lain secara umum) adalah "Virtually exact copy of CD". Jadi, apabila agan nge-rip CD agan ke format FLAC ini, file FLAC yang agan dapatkan akan bersuara sama persis seperti bila agan memutar sebuah CD fisik, keren kan? Ini karena FLAC sendiri ibarat sebuah file ZIP yang sudah kita kenal dengan baik yang menekan dan membungkus file menjadi lebih kecil. Jadi, begitu agan meng-unzip file itu, barulah Agan akan mendapat isi yang sebenarnya, dalam hal ini adalah lagu itu sendiri. Kira-kira begitulah cara kerja format FLAC ini 
Jika FLAC adalah format audio yang mempunyai reproduksi suara yang 'perfect', maka dibutuhkan pula 'perfect equipment' untuk mengeluarkan potensi terbaik dari lagu FLAC agan, misalnya dengan penggunaan spaker Hi-Fi, Headphone kelas atas, DAC, dsb. Hal ini lebih karena jika menggunakan perlatan-peralatan yang 'biasa-biasa' saja, maka mantapnya sebuah file FLAC relatif tidak terasa. Biasanya para audiophile-lah yang mengejar kesempurnaan menikmati musik seperti ini.
Untuk memutar FLAC pada laptop/komputer kebanyakan player yang ada sekarang ini sudah mendukung FLAC, namun beberapa yang katanya recommended adalah foobar 2000, AIMP Player, dan MediaMonkey.
Playback support untuk FLAC sendiri kini juga semakin meluas, salah satu yang paling menonjol adalah native support bagi format FLAC pada smartphone-smartphone ber-OS Android, yaitu semenjak rilis Android 3.1 Honeycomb. Dan karena berbagai kelebihan inilah, kini FLAC juga semakin populer di kalangan studio dan label rekaman. Having the exact same file like those in the studio, cool isn't it?
Lalu bagaimana cara mendapat file FLAC ini? Gampang! Kalo agan punya CD, tinggal rip aja langsung dari CD tersebut dengan program ripper/converter favorit agan karena encoder untuk FLAC ini juga gratis kok. Beberapa progam yang populer dipake buat nge-rip CD > FLAC antara lain Exact Audio Copy. Kalo TS sendiri sih dulu sukanya pake MediaMonkey aja hahaha.
Selain dengan nge-rip sendiri, agan-agan juga bisa beli langsung ke situs-situs yang menyediakan format FLAC, macem HDtracks.com atau Qobuz.com. Tapi kalo mau yang lebih simpel, tinggal tanya ke om gugel dengan tambahan FLAC di belakang keyword, dan syalala, itu dia! Kalo lagu-lagu lokal biasanya berada dalam bentuk paketan album, misalnya di site sebelah  (walau tidak menutup kemungkinan ada juga dalam bentuk satuan).

Silahkan download contoh musik dari:

A.MP3
B.FLAC

Sumber :
http://www.kaskus.co.id/thread/510815697c12438910000000/mp3-vs-flac-you-decide/

Minggu, 18 September 2016

10 Tips Cara Merawat Kamera DSLR

1.  Kecuali kalau kamera atau lensa anda jelas-jelas dinyatakan waterproof atau weather sealed, jauhkan mereka dari air dan basah. Air bisa menimbulkan kelembaban didalam internal kamera dan bisa membuat komponen internal rusak. Kamera weather sealed juga bukan berarti anda bisa memasukannya ke air.

2.  Batere lithium-ion biasanya bertahan dalam 500 kali siklus recharge sebelum kerjanya mulai menyusut, kalau memang sudah waktunya jangan kaget kalau memang minta ganti. Buang sampah batere ditempat khusus (meskipun pengelolaan sampah kita tidak pernah memisahkan jenis limbah apapaun).

3.  Selalu jaga kebersihan lensa. Saat membersihkan lensa, jangan langsung semprotkan cairan pembersih ke lensa, semprotkan dulu ke lap microfiber sedikit saja lalu baru usapkan lap microfiber tersebut ke lensa. Anda bisa membeli lap microfiber di swalayan besar.

4.  Matikan kamera sebelum mengeluarkan batere atau memory card dan saat anda mencolokkan ke komputer, kamera memiliki komputer didalamnya dan bisa jadi tidak tahan terhadap perubahan arus listrik secara mendadak.

5.  Strap kamera ada agar kamera anda tidak gampang jatuh dengan tidak sengaja, kalau memang merasa tidak nyaman memakai strap bawaan, belilah yang lebih nyaman.

6.  Hindari meninggalkan kamera didalam mobil dalam waktu yang lama apalagi jika mobilnya terkena panas matahari langsung. Kamera memiliki rentang suhu aman dan akumulasi panas didalam mobil beresiko melebihi rentang tadi.

7.  Kandungan garam dilaut bersifat korosif bagi komponen logam yang ada di dalam kamera maupun lensa sehingga berpotensi menghasilkan karat. Setelah memotret di dekat laut, bersihkan kamera dengan lap yang sedikit dibasahi untuk menghilangkan sisa garam yang menempel di kamera, sedikit saja jangan terlalu banyak. Setelah itu lap lagi dengan lap hingga benar-benar kering.

8.  Kamera dan lensa memiliki bagian bergerak seperti tombol, dial, engsel pintu batere dan memory card, focusing ring dan putaran zoom lensa. Kalau ada yang macet jangan diputar atau dibuka dengan paksa. Kalau memang tidak paham, bawa ke teman yang paham atau bawa ke service center. Kalau dipaksa bisa jadi ada bagian yang patah.

9.  Periksa ada tidaknya debu di sensor kamera DSLR anda, kalau memang terdeteksi ada, gunakan blower. Jika blower tidak bisa menghilangkan debu, bawa ke service center.

10. Simpan kamera di tempat yang kering dan tidak terkena cahaya matahari langsung. Kalau memang ada budget, beli dry box atau dry cabinet sehingga kita bisa mengontrol tingkat kelembaban. Alternatif murah adalah memakai silica gel. Baca tips menyimpan kamera dan lensa agar bebas dari lembap.

Berikut merupakan artikel yang penulis kutip dari sumber dibawah terima kasih.

Sumber :
http://belfot.com/11-tips-merawat-kamera-lensa-awet/
Tips Memilih Laptop Untuk Desain Grafis

1. Ukuran Layar
Untuk keperluan desain grafis, Anda mungkin akan membutuhkan laptop dengan ukuran layar yang lebar. Ukuran yang lebar di sini bukan sekedar mengacu kepada semakin besarnya ukuran dalam inchi (misal: 14”, 15.4”, 16” dst.), namun lebih kepada ukuran resolusi layar. Laptop yang ideal untuk desain grafis umumnya memiliki resolusi minimal 1366 x 768, namun ada baiknya Anda menggunakan resolusi yang lebih besar seperti 1600 x 900, karena pekerjaan desain grafis seperti desain real estate membutuhkan ruang yang besar dan akan jauh lebih nyaman bagi Anda apabila dapat membuka dua program sekaligus atau bahkan lebih dalam satu layar. Selain itu, pilihlah laptop dengan layar anti-glossy atau anti-glare untuk menjaga kenyamanan Anda saat berlama-lama menggunakan laptop untuk desain grafis di luar ruangan.
2. Graphic Card
Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting terutama ketika Anda ingin melakukan pekerjaan desain grafis seperti mengedit foto, desain 3D, dan mengedit video. Perlu Anda perhatikan bahwa, dalam memilih laptop untuk desain grafis, usahakan untuk tidak memilih laptop dengan VGA on board. VGA dengan jenis ini pada dasarnya langsung tertanam pada laptop dan sistem kerjanya masih harus berbagi dengan memori RAM. Logikanya, apabila dipakai untuk program desain grafis yang berat, laptop Anda akan cenderung bekerja dengan lebih lambat. Jadi, untuk performa maksimal, piihlah laptop dengan graphic card terpisah (GPU) seperti keluaran Nvidia GeForce dan ATI Radeon dengan memori minimal 1 GB atau 2 GB.
3. Processor
Laptop yang mudah menjadi panas akan menyulitkan anda. Untuk menghasilkan performa yang maksimal dalam melakukan pekerjaan desain grafis, Anda membutuhkan laptop dengan prosessor yang cepat. Umumnya, saat ini kebanyakan orang cenderung mencari prosessor Intel Core Series dengan tingkat GHz yang tinggi (2.4 GHz, 2.6 GHz, dst.) dengan harapan laptop mereka akan berjalan dengan lancar di program-program berbasis desain grafis. Namun, sebaiknya Anda perlu berhati-hati dalam memilih prosessor laptop, karena ada beberapa prosessor dengan tingkat GHz yang tinggi namun dalam penggunanaanya tidak sama satu dengan yang lainnya, bahkan cenderung tidak hemat energi. Jadi, periksalah spesifikasi dan sistem kerja prosessor Anda di berbagai situs terkait sebelum mulai memilihnya.
4. RAM
RAM berfungsi untuk menentukan kecepatan kerja tiap aplikasi desain grafis yang Anda gunakan. Semakin besar kapasitas RAM yang Anda miliki, semakin jarang Anda akan mendapatkan masalah di mana aplikasi desain grafis Anda berjalan secara lambat atau bahkan hang. Pilihlah RAM dengan kapasitas minimal 2 GB dengan sistem operasi (misal: Windows 7) yang dapat berjalan dengan 64 bit. Windows 32 bit hanya dapat membaca RAM pada laptop Anda sekitar 2 GB, jadi akan sangat percuma apabila laptop Anda memiliki RAM berukuran 4 GB atau lebih. Selain itu, RAM dengan kapasitas yang besar dapat menunjang multi-tasking atau membuka beberapa program dalam waktu yang bersamaan. Sebelum memilih, Anda juga harus mempertimbangkan beberapa laptop yang menyediakan slot untuk upgrade RAM untuk dapat lebih menunjang aktivitas desain grafis Anda.
5. Suhu Pemakaian
Dikarenakan pekerjaan desain grafis yang membutuhkan beberapa aplikasi sekaligus dan sistem kerja komponen yang maksimal, Anda mungkin akan mengalami kejadian di mana laptop Anda menjadi terlalu panas (overheated). Laptop yang sering dipakai hingga overheated akan merugikan Anda dari segi performa dan daya tahan. Maka, pilihlah laptop dengan sistem pendinginan yang baik dan dapat melakukan multi-tasking dengan stabil.
6. Garansi
Laptop dengan kemampuan yang mumpuni untuk desain grafis pasti memiliki harga yang tidak murah. Begitu pula dengan harga spare-partnya yang cenderung cukup mahal. Selain itu, pekerjaan desain grafis pasti membutuhkan waktu yang cukup lama dan pemakaian laptop yang bisa dibilang lebih ekstrim dibandingkan dengan pemakaian biasa pada umumnya. Jadi, untuk mencegah pengeluaran yang berlebih hanya untuk memperbaiki komponen yang rusak, ada baiknya Anda memilih laptop dengan garansi spare-part yang lama dan terpercaya.

Berikut merupakan tips cara memilih laptop untuk desain grafis yang dikutip dari sumber dibawah ini terima kasih.

Sumber :
http://www.arjunaelektronik.com/tips-memilih-laptop-untuk-desain-grafis/